Kapan terakhir kali Anda melihat desain grafis yang memukau sambil berbicara dalam hati, “wah, andai saya bisa membuatnya!” Kabar baiknya, Anda dapat mewujudkan desain seperti itul, lo! Namun, sebelum memulai, penting untuk mengetahui bahwa ada banyak kesalahan desain grafis yang bisa memperburuk kualitas hasil karya. Jika berhasil mengantisipasinya, Anda dapat menciptakan grafis ciamik, sekalipun hanya seorang pemula!
Apa saja hal-hal yang perlu dihindari dalam proses pengerjaan desain grafis? Kami paparkan penjelasannya secara singkat berikut ini!
Baca juga: Pengertian Desain Grafis, Jenis & Dasar yang Harus Diketahui
- 1. Kualitas Keterbacaan Buruk
- 2. Spasi Antar huruf yang Buruk
- 3. Terlalu Banyak Menggunakan Font
- 4. Lebih Menonjolkan Teks Ketimbang Visual
- 5. Kurang Ruang Negatif
- 6. Salah Pilih Warna
- 7. Gagal Membuat Kontras
- 8. Posisi Tiap Elemen Acak-Acakan
- 9. Tidak Memakai Skala yang Tepat
- 10. Latar dan Teks Tidak Padu
- 11. Mengabaikan Aturan Hierarki Visual
- 12. Plagiat
- 13. Kombinasi Fon Tak Cocok
- 14. Kurang Jarak Antarbaris
- 15. Terlalu Simetris
- 16. Menggunakan Gambar Piksel
- 17. Tidak Konsisten
- 18. Gagal Mengomunikasikan Desain secara Efektif
- 19. Melupakan Medium Hasil
1. Kualitas Keterbacaan Buruk
Kesalahan pertama ialah mencoba memasukkan terlalu banyak kata dalam satu baris. Sebaiknya, untuk meningkatkan kualitas keterbacaan, gunakan panjang baris yang ideal per baris, yakni 50 hingga 60 karakter.
2. Spasi Antar huruf yang Buruk
Spasi antarhuruf atau kerning ternyata sangat penting, lo! Sayangnya, desainer pemula sering mengabaikan faktor ini. Oleh sebab itu, rapikan kerning selalu agar desain tampak teratur.
3. Terlalu Banyak Menggunakan Font
Desainer amatir punya kecenderungan untuk menggabungkan terlalu banyak font. Alhasil, karya menjadi tampak kurang profesional dan tidak rapi. Maka dari itu, sebaiknya gunakan maksimum 2—3 fon dalam sebuah desain grafis berisi teks.
Baca juga: Newbie? Nih 7 Rekomendasi Website Belajar Desain Grafis
4. Lebih Menonjolkan Teks Ketimbang Visual
Tahukah Anda cara tercepat untuk membuat audiens berpaling pergi? Ya, gunakan saja desain yang penuh dengan teks! Teks memang menjadi bagian dari komunikasi. Namun, terlalu banyak menyisipkan kalimat dalam desain yang mengutamakan visual merupakan pilihan buruk.
5. Kurang Ruang Negatif
Biasanya, desainer amatir tidak memanfaatkan ruang negatif atau white space . Mereka cenderung memenuhi latar desain dengan elemen sehingga menimbulkan kesan padat dan sesak.
Bagaimana cara menerapkan ruang negatif yang tepat? Contohlah laman awal Google. Laman tersebut memiliki white space yang cukup luas sehingga pengunjung situs web langsung terfokus pada logo Google dan kolom pencarian di bawahnya.
6. Salah Pilih Warna
Poin yang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Seorang desainer harus pandai dalam memilih warna dan mengombinasikannya. Nah, Anda bisa coba beberapa tips, seperti paduan warna dengan kontras yang cukup, gampang dibaca, dan mudah tertangkap mata audiens.
Baca juga: Sangat Berpengaruh! Nih,13 Psikologi Warna Dalam Desain!
7. Gagal Membuat Kontras
Penggunaan kontras yang efektif sangat penting dalam desain grafis. Misalnya, apabila menggunakan warna teks abu-abu muda dengan latar abu-abu yang setingkat lebih gelap, tentu kalimat tidak akan terbaca. Jadi, cobalah gunakan kombinasi tingkat warna lain yang lebih kontras, seperti biru dongker, abu-abu muda, dan jingga cerah.
8. Posisi Tiap Elemen Acak-Acakan
Posisi elemen yang acak-acakan membuat desain tampak tidak selaras. Bagaimana cara untuk menyeimbangkannya? Salah satu trik yang bisa Anda terapkan adalah membuat grid pada lembar desain.
9. Tidak Memakai Skala yang Tepat
Desainer pemula kerap kali enggan menggunakan skala kecil dan besar untuk elemen. Kenyataannya, penggunaan skala yang bervariasi dapat membuat desain tampak lebih engaging. Namun, pastikan untuk tidak memperbesar elemen secara berlebihan sehingga menjadi bertumpuk dengan elemen lain atau terdistorsi.
10. Latar dan Teks Tidak Padu
Tujuan dari desain yang baik tidak hanya tampak menarik secara estetika, tetapi juga mampu mengomunikasikan pesan secara efektif. Oleh karena itu, buatlah teks yang mampu memenuhi tujuan tersebut sekaligus mudah dibaca. Ingat! Peletakan teks beserta kontras antara latar belakang dan teks sama-sama penting untuk diperhatikan!
11. Mengabaikan Aturan Hierarki Visual
Tidak memperhatikan hierarki visual merupakan kesalahan desain grafis berikutnya. Faktanya, hierarki visual menjadi salah satu prinsip desain grafis yang harus selalu dipegang teguh. Prinsip ini akan mengomunikasikan pentingnya keterkaitan setiap elemen kepada audiens. Sebagai contoh, teks berukuran besar berfungsi menyampaikan pesan paling penting, lalu diikuti oleh subjudul dan teks isi.
12. Plagiat
“Plagiat” dan “terinspirasi” merupakan dua hal yang berbeda. Anda boleh mencari inspirasi dari hasil karya orang lain. Namun, jangan sampai menjiplak kreasi orang lain, lalu mengakuinya sebagai karya sendiri. Plagiat tidak hanya menurunkan kredibilitas seorang kreator, tetapi juga membatasi pengaruh dan jangkauan pesan yang terkandung dalam karyanya.
Selain itu, jangan gunakan elemen-elemen desain yang klise dan pasaran, seperti yang dapat Anda temukan di sini.
13. Kombinasi Fon Tak Cocok
Salah satu keahlian krusial yang harus dimiliki oleh seorang desainer adalah memahami cara memadukan fon. Seperti elemen desain lainnya, konbinasi fon yang tepat bisa mengomunikasikan pesan secara optimal. Sebagai contoh, Anda bisa menggabungkan fon yang berkesan formal dan elegan dengan fon yang cenderung akrab dan ringan.
14. Kurang Jarak Antarbaris
Jangan abaikan jarak antarbaris teks atau leading! Terlalu banyak spasi akan membuat baris teks tampak tidak berhubungan. Sementara itu, jarak yang terlalu sempit justru menciptakan kesan terlalu padat dan ramai.
15. Terlalu Simetris
Kesalahan berikutnya adalah membuat desain yang terlalu simetris dan sempurna. Keseimbangan yang berlebihan malah akan membuat sebuah desain tampak membosankan. Sebaliknya, grafis yang tak terlalu simetris justru bisa menghasilkan tampilan yang lebih eye-catching.
16. Menggunakan Gambar Piksel
Desainer pemula biasanya menggunakan gambar piksel ketimbang gambar vektor. Sesuai namanya, gambar piksel terbuat dari kumpulan piksel yang tampak kabur ketika diperbesar. Sementara itu, gambar vektor dibuat menggunakan garis dan kurva geometris sehingga tetap jernih meskipun skala resolusinya diubah-ubah.
Baca juga: Mirip Tapi Beda! Simak, Pengertian Pixel dan Resolusi
17. Tidak Konsisten
Kurangnya konsistensi dan terlalu repetitif merupakan kesalahan selanjutnya dalam desain grafis. Sebagai contoh, Anda harus memasukkan beberapa tata letak dan elemen visual yang sama, seperti efek gambar dan jenis tombol, ke dalam proyek. Namun, ingat! Sisipkan secukupnya saja! Kemudian, jangan pula membuat desain yang terlalu mirip dengan halaman desain lainnya.
18. Gagal Mengomunikasikan Desain secara Efektif
Banyak desainer dan nondesainer yang melupakan tujuan dari pembuatan desain. Sering kali, orang-orang hanya membuat desain yang sesuai dengan selera dan preferensi estetis. Akibatnya, mereka melupakan tentang isi dan pengaruh yang akan diterima audiens ketika menyimak hasil karya tersebut.
19. Melupakan Medium Hasil
Terakhir, jangan abaikan medium hasil! Desain yang sudah final nantinya akan muncul di medium yang Anda pilih. Namun, baik dipublikasikan secara daring atau dicetak, hasil desain akan menunjukkan perbedaan besar.
Contohnya, apabila hendak mencetak artwork pada sebuah buku jilid, sediakan jarak antara dua halaman, atau yang juga disebut gutter. Sebelum menyisipkan ide Anda, pastikan untuk tidak menaruh elemen pada area gutter agar tidak tertutupi ketika proses penjilidan.
Selain itu, perhatikan pula mode warna sebelum berkas desain disimpan. Jika hendak mencetak desain, gunakan mode CMYK. Sementara itu, jika hasil desain hanya ditampilkan pada layar komputer atau perangkat mobile, pakailah mode RGB.
Baca juga: Supaya Ga salah Cetak, Nih Pahami Perbedaan RGB dan CMYK
Sudahkah memahami informasi tentang kesalahan desain grafis yang paling sering dilakukan oleh desainer pemula? Itu artinya, Anda sudah boleh bersiap-siap memulai proyek baru! Memang, butuh banyak waktu agar bisa menerapkan setiap saran di atas. Namun, ketika telah terbiasa, Anda akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah sekaligus meningkatkan kualitas hasil akhirnya.