Kalender adalah benda begitu dicari di awal tahun. Kalender menjadi produk percetakan yang penting dalam memberikan informasi tanggal dan hari-hari hari khusus selama satu tahun. Dalam penyusunannya, waktu kalender terkait dengan gerakan benda di angkasa seperti bulan dan matahari. Jenis kalender pun dipengaruhi hubungan dengan budaya setempat. Oleh karena itu ada juga kalender yang berbasis pada suku atau budaya tertentu. Kali ini kita akan membahas jenis kalender yang beredar di Indonesia. Yuk, simak enam kalender yang banyak dipakai berikut ini.
1. Kalender Masehi
Kalender ini adalah yang paling populer dipakai di dunia, termasuk di Indonesia. Dasar perhitungan kalender masehi dimulai sejak lahirnya Isa Almasih. Nama Masehi konon berasal dari Masihiyah (Mesias) yang berarti Yesus. Kalender ini dihitung menggunakan pola gerakan Matahari .
Pada kalender ini terdapat 12 bulan dalam satu tahun yaitu Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember. Kalender ini paling banyak dipakai dan dijadikan rujukan dalam berbagai kegiatan, baik nasional maupun internasional.
2. Kalender Hijriyah
Kalender Hijriah adalah kalender yang umum dipakai oleh umat Islam. Dasar perhitungan kalender Hijriyah dimulai sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622.
Kalender hijriyah menggunakan sistem peredaran bulan sebagai acuannya. Karena itu, pergantian tanggal di kalender ini berbeda dari kalender masehi yang berbasis peredaran matahari. Jika pada kalender Masehi pergantian tanggal pada pukul 00:00, maka pada kalender hijriyah pergantian tanggal dimulai sejak terbenamnya matahari.
Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan, yaitu Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syakban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah dan Zulhijah. Jumlah hari dalam satu tahun pada kalender hijriyah adalah 354 hari atau sekitar 10 sampai 12 hari lebih pendek dibandingkan dengan kalender Masehi.
3. Kalender Jawa
Jenis kalender berikutnya yang sering dipakai di Indonesia adalah kalender Jawa. Kalender ini lahir sebagai perpaduan antara budaya Islam, Hindu-Buddha, serta barat.
Yang unik dari kalender Jawa adalah adanya hari pasaran yang berjumlah lima, yaitu pahing, pon, wage, kliwon, legi. Hari pasaran tersebut sering dipakai sebagai penanda hari pasar tradisional buka. Karena itu tidak heran jika sejumlah pasar di Jawa bernama hari pasaran ini, seperti Pasar Pon, pasar Legi, dan lainnya.
Menurut sejarahnya, kalender Jawa ini diinisiasi oleh Sultan Agung yang apda tahun 1625 Masehi mengubah penanggalan Saka menjadi sistem kalender kamariah. Walau begitu angka tahun Saka tetap diteruskan demi kesinambungan. Walhasil pada tahun tersebut adalah tahun 1547 dan kemudian berubah menjadi 1547 Jawa.
Adapun nama bulan dalam kalender Jawa berasal dari kalender hijriyah yang disesuaikan dengan lidah orang Jawa. Nama bulan tersebut adalah Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, Besar.
Baca juga: Tips Mendesain Kalender Keren Biar Nggak Ngebosenin
4. Kalender Sunda
Kalender Sunda banyak dipakai oleh suku Sunda. Secara sistem, kalender ini menggunakan sistem peredaran matahari sehingga mirip dengan kalender Masehi. Yang membedakan hanyalah nama hari, minggu serta bulan.
Nama bulan dalam kalender Sunda adalah Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Nadra, dan Asuji. Adapun nama hari dalam aklender Sunda adalah Radite (minggu), Soma, (Senin), Anggara (Selasa), Buda (Rabu), Respati (Kamis), Sukra (Jumat) dan Tumpek (Sabtu).
5. Kalender Saka
Kalender Saka asalnya dari India. Jenis kalender ini menggunakan gabungan sistem mtahari dan bulan atau luni-solar. Kalender ini bermula pada Sabtu, 14 Maret 78 Masehi ketika dinobatkannya Aji Saka sebagai raja di India. Dari nama Aji Saka ini pula nama kalender ini kemudian berasal.
Kalender Saka memiliki 12 bulan dengan nama yaitu Cetramasa, Wesakhamasa, Jyesthamasa, Asadhamasa, Srawanamasa, Bhadrawadamasa, Asujimasa, Kartikamasa, Margasiramasa, Posyamasa, Maghamasa, Phalgunamasa.
Selain itu, kalender Saka ini memiliki nama mingguan yaitu Ekawara, Dwiwara, Triwara, Caturwara, Pancawara, Sadwara, Saptawara, Astawara, Sangawara, dan Dasawara.
Sebelum datangnya Islam di Nusantara, kalender Saka dulunya banyak dipakai di Indonesia bagian barat. Kemudian dalam perkembangannya, sistem kalender ini dimodifikasi sesuai unsur lokal.
6. Kalender Saka Bali
Kalender ini banyak dipakai penganut Hindu di Bali. Kalender ini merupakan hasil pengembangan kalender Saka dengan menggabungkan sejumlah konsep kalender yang lebih dulu muncul.
Terdapat 12 bulan dalam kalender Saka Bali ini yaitu Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Desta dan Sada. Yang unik tahun baru pada kalender Saka Bali bukan pada bulan pertama, melainkan pada bulan kesepuluh. Tahun baru tersebut bertepatan dengan hari raya Nyepi.
Baca juga: Kenali Bahan Kertas Kalender Biar Nggak Salah Cetak
Itulah enam jenis kalender yang banyak dipakai di Indonesia. Tentunya dengan beragam kalender yang ada menunjukkan khazanah budaya kita yang memang luar biasa.