Jangan Salah Langkah, Lakukan 10 Proses Desain Produk Ini!

Jangan Salah Langkah, Lakukan 10 Proses Desain Produk Ini!

Berdasarkan survei, tujuh dari sepuluh orang calon pembeli setuju bahwa tampilan dan desain produk sering memengaruhi pilihan akhir mereka saat berbelanja. Ini artinya komponen visual menjadi parameter penentu daya saing sebuah produk ketika dipasarkan. Oleh karena itulah, tahapan proses desain produk menjadi poin penting untuk dipahami bagi para pelaku bisnis.

Agar lebih jelas, yuk pelajari apa itu desain produk dan sepuluh tahapan prosesnya.

Baca juga: Jangan Diremehkan, Pengertian dan Manfaat Desain Produk!

Apa Itu Desain Produk?

Secara singkat, desain produk adalah rangkaian proses perencanaan, penciptaan, dan perbaikan sebuah benda bernilai jual yang nantinya akan diproduksi massal dan dilepas ke pasaran. Tujuan adanya kegiatan ini tentu untuk menghasilkan sebuah produk yang dapat menjawab kebutuhan dan kepuasan konsumen. 

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sebuah produk wajib memenuhi tiga elemen penting, antara lain:

  1. Tampilan (appearance), produk harus menarik, unik, dan menonjol dari kompetitor;
  2. Kegunaan (functionality), produk harus mudah dan nyaman digunakan;
  3. Kualitas (quality), produk harus menawarkan kinerja maksimal, tingkat keamanan terbaik, umur pakai terlama, dan sebagainya.

Nah, supaya memenuhi ketiga elemen penting di atas, pemilik bisnis harus melalui proses panjang. Apa saja?

Yuk, Kita Kupas 10 Proses Desain Produk!

Mendiskusikan rencana untuk launching produk baru, menentukan keinginan konsumen, menyusun spesifikasi produk sesuai kebutuhan konsumen, memisahkan proses implementasi produk, menguji dan memodifikasi adalah lima fase utama dalam desain produk. Meski terlihat rumit, sepuluh langkah berikut bisa diterapkan guna mempermudah proses pelaksanaannya.

1. Bertukar Pikiran/Ide (Brainstorming)

Langkah pertama ialah membentuk kelompok kecil sebagai tempat bertukar pikiran dan ide mengenai “sebuah masalah”. Salah satu contohnya adalah persoalan tentang latar belakang dari keharusan penciptaan sebuah produk baru yang dianggap menjawab kebutuhan pasar. 

Selanjutnya, kelompok yang terbentuk ditugaskan untuk mencatat ide sebanyak-banyaknya mengenai pemecahan masalah. Ingat! Kuantitas adalah hal yang terpenting pada tahap ini. 

Proses brainstorming akan berakhir ketika anggota tim telah berhasil menyeleksi ide-ide terkumpul sebelumnya menjadi ide yang paling layak untuk diusulkan ke tahapan selanjutnya. 

Baca juga: Supaya Tepat Sasaran, Ikutin 9 Tips Membuat Desain Brief Ini!

2. Mendefinisikan Produk (Defining the Product)

Setelah mengantongi ide-ide brilian dari tahap pertama, proses desain produk dilanjutkan dengan mendefinisikan produk apa yang sebenarnya dibutuhkan konsumen. Caranya ialah dengan menyoroti sejumlah harapan umum konsumen. Tahap ini sejatinya hanya diperuntukkan sebagai koridor kerja bagi tim ke depannya.

3. Melakukan Riset Pengguna (Conducting User Research)

Pada tahap kedua di atas, tim umumnya sudah mendapatkan bayangan mengenai apa dan bagaimana produk yang akan dipasarkan. Namun, pebisnis profesional tentu juga harus bertindak berdasarkan data. Oleh sebab itu, user research jadi langkah wajib berikutnya. 

Pelajari calon pengguna produkmu di berbagai aspek, mulai dari jenis kelamin, usia, status perkawinan, tingkat pendapatan, pekerjaan, tempat tinggal, hingga latar belakang pendidikan. 

4. Membuat Sketsa (Sketching)

Langkah ketiga adalah mempersempit arah pencarian proyek desain produk melalui pembuatan sketsa. Dengan demikian, proses yang dilewati tidak akan melebar dan menghabiskan anggaran secara signifikan. 

5. Membuat Prototipe (Prototyping)

Proses selanjutnya adalah membuat prototipe atau model contoh. Perlu diketahui kalau membuat prototipe tidak kalah penting dari mengembangkan desain. Pasalnya, pembuatan prototipe memungkinkan kamu untuk mempelajari fungsionalitas dan kinerja produk. Dengan begitu, kamu dapat menghindari banyak kesalahan dan perbaikan di masa mendatang. 

Baca juga: Mengenal Mock Up, Media Untuk Bantu Preview Desainmu!

6. Menghimpun Spesifikasi (Compiling Specifications)

Selanjutnya, buatlah daftar spesifikasi produk secara lengkap. Caranya? Lakukan peninjauan terhadap seluruh persyaratan produk jadi ke depannya. Lalu, sebisa mungkin daftar spesifikasi ini juga dapat dijadikan tabel kontrol atas pembiayaan, waktu pengerjaan, dan sebagainya. 

7. Memproduksi Sampel (Producing the Factory Samples)

Sampel praproduksi adalah hal wajib saat melakukan kegiatan desain produk. Hal ini tentunya memiliki tujuan tersendiri, antara lain melihat kelayakan produk, memprediksi ketertarikan konsumen terhadap produk, mencari seberapa banyak departemen manufaktur yang siap bekerja sama, dan lain sebagainya. 

8. Pengujian Sampel (Sample Testing)

Sampel praproduksi yang dibuat sebaiknya diuji. Tahap ini disebut sample testing. Dengan melakukan pengujian, kamu dapat mengidentifikasi kelemahan produk secara menyeluruh. Lakukan sample testing secara berulang hingga mendapatkan umpan balik positif atas seluruh kelemahan yang ditemukan.

Baca juga: Perhatian! Ini Dasar-Dasar Mengenai Desain Kemasan Saat Ini

9. Memulai Produksi/Pengembangan Produk (Starting the Production/Development)

Jika telah melalui kedelapan tahapan di atas, saatnya memulai produksi atau mengembangkan produk secara massal. Pada tahap ini, kamu telah memiliki spesifikasi produk, tenggat waktu pengerjaan, anggaran, dan tanggung jawab yang jelas. 

10. Memberikan Jaminan Kualitas (Providing Quality Assurance)

Tahapan desain produk belum berakhir karena kamu harus menjalankan aktivitas penjaminan mutu, disebut juga quality assurance. Kegiatan ini mencakup banyak hal dalam pengembangan produk, mulai dari sesi launching hingga pemeliharaan. Dengan begitu, kamu akan mengetahui kesesuaian penawaran kualitas produk yang dirilis dengan ekspektasi pelanggan.

Itulah tadi sepuluh tahapan proses desain produk yang bisa kamu jadikan panduan. Namun begitu, kamu harus paham bahwa kesepuluh proses tersebut membutuhkan partisipasi dari berbagai departemen berbeda. Itulah sebabnya pastikan kalau timmu terdiri dari orang-orang profesional dengan latar belakang ilmu mendukung.

Exit mobile version