Fotografi saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Lebih dari sekadar seni, fotografi digunakan untuk berbagai kebutuhan lain mulai dari pembuatan dokumen, pengarsipan hingga hal-hal lain yang sifatnya komersial. Sebenarnya, bagaimana awal mula sejarah fotografi di Indonesia dan bagaimana perkembangannya?
Untuk kamu yang ingin mendalami lebih jauh mengenai dunia fotografi, belajar tekniknya saja tentu tidak cukup. Pahami lebih jauh bagaimana perkembangan dan sejarah fotografi di Indonesia dalam ulasan berikut ini!
Baca juga: Pentingnya Memahami Color Space untuk Foto
Sejarah Fotografi di Indonesia
Perkembangan fotografi di tanah air tidak bisa dilepaskan dari perjalanan terbentuknya bangsa kita serta perubahan keadaan sosial politik yang ada. Masuknya fotografi ke Indonesia ditandai saat seorang petugas medis bernama Jurian Munich yang berasal dari Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1840-an. Ketika itu, dia ditugaskan untuk mendokumentasikan berbagai jenis tanaman serta bentang alam Indonesia sebagai sumber informasi mengenai negara kita.
Ketika itu, Munich memanfaatkan metode pencetakan daguerreotype yang dibuat oleh dua orang sahabat asal Perancis yakni Nichopore Niepce dan Louis Daguerre. Daguerreotype dianggap sebagai awal mula berkembangnya fotografi komersial dunia. Penemuan itu dibuat tahun 1834 dan diumumkan pada tahun 1839.
Di tahun 1857, tepat 18 tahun setelah munculnya daguerreotype, dua orang fotografer bernama Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Batavia, tepatnya di Harmonie. Ini menjadi awal mula semakin ramainya studio foto di kota ini. Selanjutnya fotografer amatir maupun profesional pun bermunculan untuk mendokumentasikan kekayaan budaya yang ada di Batavia.
Baca juga: Jangan Dibuat Sulit, Ini Cara Membuat Foto Polaroid Mudah
Kamera Daguerre, Teknologi Kamera Statis
Jika saat ini teknologi kamera semakin canggih, awal mula hadirnya fotografi di Indonesia masih menggunakan kamera Daguerre yang sederhana. Kamera ini belum bisa mengabadikan gambar bergerak, melainkan hanya gambar statis saja. Tidak heran jika kebanyakan hasil jepretan Woodbury dan Page masih terlihat sepi.
Karena teknologi yang masih sangat sederhana, kamera di masa itu belum bisa dibawa dengan leluasa ke luar ruangan. Untuk bisa mengabadikan ramainya suasana sentra perbelanjaan, para fotografer kadang harus bisa mengumpulkan pedagang dan pembeli ke dalam studio untuk memotretnya.
Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, kamera yang lebih simpel dan mudah dibawa pun muncul pada awal tahun 1900-an. Kamera ini lebih sederhana dan bisa dibawa untuk melakukan pemotretan di luar ruangan. Kemajuan ini bisa dikatakan sebagai pertanda munculnya kamera modern. Tak hanya fotografer, banyak orang awam yang juga mulai memiliki kamera ini.
Jika kamu ingin menyaksikan koleksi foto di masa ini, baik yang diambil oleh fotografer profesional maupun masyarakat umum, kamu bisa mengunjungi Museum Sejarah Jakarta. Di sana, banyak foto zaman penjajahan Belanda yang tertata rapi. Salah satunya adalah sebuah foto yang menampilkan suasana ramainya Pasar Glodok di tahun 1930-an. Meski dulu hanya diisi oleh beberapa pedagang saja, saat ini Glodok jadi salah satu sentra belanja raksasa di Jakarta.
Baca juga: Jika Suka Fotografi, Kalian Wajib Tahu Jenis-Jenis Kamera Ini!
Tokoh-tokoh Penting dalam Perkembangan Fotografi di Indonesia
Kemajuan teknologi fotografi di Indonesia tidak terlepas dari peranan beberapa tokoh penting. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah:
1. Kassian Cephas
Dikenal sebagai pelopor fotografi tanah air, Kassian Cephas adalah seorang pribumi yang lahir pada tahun 1844. Cephas mulai mempelajari fotografi secara profesional pada tahun 1860-an. Ia mulai mempublikasikan foto-foto hasil karyanya pada tahun 1888 saat ia membantu Isaac Groneman, seorang dokter yang banyak menulis buku mengenai budaya Jawa. Di salah satu buku yang ditulisnya, ada foto-foto hasil jepretan Cephas di sana.
Cephas disebut belajar memotret untuk pertama kalinya pada Isodore van Kisbergen antara tahun 1863-1875 di Jawa Tengah. Selain itu, Simon Willem Camerik yang merupakan seorang fotografer dan pelukis juga disebut sebagai salah satu guru Cephas. Berkat kemampuan fotografinya, masyarakat umum di masa itu bisa mengenali wajah raja dan para bangsawan.
2. Frans Mendur dan Alex Mendur
Tokoh lain yang tidak kalah terkenal dalam sejarah perkembangan fotografi di Indonesia adalah Mendur bersaudara. Dibandingkan dengan Cephas, Alex Mendur dan Frans Mendur memang lebih dikenal dalam khazanah fotografi di Indonesia. Jepretan mereka mendapat perhatian khalayak luas karena lekat dengan suasana heroik perjuangan bangsa Indonesia.
Beberapa foto terkenal yang berhasil diabadikan oleh Mendur bersaudara adalah foto Jenderal Sudirman, pertempuran Surabaya, penyobekan bendera Belanda di Hotel Savoy sampai pidato Bung Tomo yang berapi-api.
Setelah Kassian Cephas dan Mendur bersaudara, lahirlah generasi baru fotografer Indonesia yang tidak kalah populer dan membanggakan. Sebut saja Andreas Darwis Triadi, Stanley Allan hingga Diera Bachir.
Baca juga: Makin Instagramable Banget! Ini 11 Tips Foto Produk Makanan
Itulah sekelumit sejarah fotografi di Indonesia. Jadi, sudah sejauh mana pengetahuan fotografimu dan siapa fotografer kondang favoritmu?