Desain grafis merupakan salah satu bentuk seni yang berfokus pada penciptaan karya visual yang melibatkan tipografi, ilustrasi, fotografi, dan cetak. Kendati menjadi bagian dari seni yang identik dengan kebebasan, nyatanya ada prinsip desain grafis yang perlu diterapkan oleh setiap perancang. Hal tersebut bertujuan agar makna atau pesan dari desain yang dibuat dapat tersalurkan kepada audiens dengan maksimal.
Prinsip Desain Grafis
Prinsip dalam desain grafis merupakan serangkaian metode yang digunakan sebagai acuan dalam membuat sebuah karya desain. Namun yang perlu diperhatikan, prinsip-prinsip desain grafis tidak lantas menjadikan karya seorang perancang grafis satu dengan yang lainnya sama persis.
Bagaimanapun, seperti bentuk seni lainnya, setiap desainer pasti memiliki gaya dan perspektif masing-masing. Setiap prinsip dalam graphic design akan membantu tiap desainer menyampaikan pesan dari karya yang dibuatnya dengan sejelas mungkin sesuai dengan style maupun point of view yang dimiliki. Lantas, apa saja yang menjadi prinsip dalam desainer grafis?
1. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan bagian penting dalam sebuah desain grafis. Orang awam sekalipun dapat menilai apakah sebuah karya desain grafis memiliki keseimbangan yang cukup atau tidak meski tidak akan sejeli oleh desainer—apalagi yang sudah tergolong profesional. Sebuah hasil desain grafis yang tidak seimbang pasti akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman pada audiens.
Adapun keseimbangan yang dimaksud merupakan bobot dari tiap komponen desain grafis seperti warna, ukuran, tekstur, dan bentuk. Masing-masing komponen tersebut pun memiliki peran masing-masing dalam sebuah karya seni.
Baca juga: Sangat Berpengaruh! Nih,13 Psikologi Warna Dalam Desain!
Namun yang harus diperhatikan, seimbang tidak berarti setiap elemen harus memiliki perbandingan yang sama persis. Sebuah keseimbangan dalam desain grafis secara umum dapat diraih melalui dua pendekatan berbeda seperti berikut.
- Simetris
Keseimbangan yang simetris berarti elemen pada sebuah desain grafis memiliki kesetaraan posisi, proporsi, dan peletakan. Dalam kata lain, elemen yang mempunyai bobot sama diletakkan secara sejajar di kedua sisi dan garis tengah gambar.
- Asimetris
Keseimbangan yang asimetris berarti meletakkan elemen dengan bobot yang sama menggunakan cara-cara yang berbeda. Biasanya hal ini akan lebih menekankan pada penggunaan tekstur, ukuran, dan warna.
2. Kesatuan (Unity)
Kesatuan dalam sebuah desain grafis dapat didefinisikan sebagai suatu mekanisme pengaturan berbagai elemen desain secara tepat pada frame desain. Prinsip kesatuan yang benar akan membuat hasil desain grafis tampak selaras dan mengisi antara satu elemen dengan elemen lainnya. Dalam kata lain, prinsip ini akan membuat hasil karya menjadi utuh.
Konsep kesatuan pada desain grafis terdiri atas empat unsur, yakni kedekatan, kesinambungan, kesamaan, dan perataan. Berikut adalah penjelasannya.
- Kedekatan (Closure)
Unsur ini bertujuan untuk menciptakan hubungan atau sinergi yang kuat antara elemen satu dengan elemen lainnya. Seperti contoh adalah penggunaan jenis font, warna, dan ukuran yang serupa.
- Kesinambungan (Continuity)
Karya yang berhasil menerapkan unsur ini adalah karya yang mampu membuat pandangan audiens mengarah pada bagian tertentu sebelum ke bagian lainnya. Dengan begitu, pesan pun akan tersampaikan lebih jelas dan tidak membingungkan.
- Kesamaan (Similarity)
Unsur kesamaan yang pas akan menguatkan nuansa maupun tema yang diusung pada sebuah karya. Kesamaan unsur ini dapat diraih dari segi proporsi, bentuk, warna, tekstur, maupun font.
- Perataan (Alignment)
Unsur perataan akan menghasilkan tampilan visual yang tiap elemennya berpadu secara harmonis. Selain itu, desain pun menjadi terkesan makin terstruktur dan rapi.
3. Ritme (Rhythm)
Prinsip desain grafis ini digunakan untuk mengatur sebuah pengulangan sehingga menjadi lebih terstruktur. Umumnya, desainer grafis profesional menggunakan ritme linear, ritme gradasi, ritme bergantian, atau ritme dengan bentuk yang lebih rumit. Adapun beberapa jenis ritme tersebut dibedakan berdasarkan susunannya (ritme linear berarti pengulangan dilakukan secara sejajar, ritme bergantian berarti pengulangan dilakukan secara berselang-seling, dan sebagainya).
4. Penekanan (Emphasis)
Penekanan yang dimaksud dalam desain grafis adalah pemberian fokus pada sebuah elemen tertentu. Seperti contoh adalah seorang desainer grafis akan membuat sebuah poster untuk kegiatan festival buku. Dia pun perlu memasukkan beberapa informasi penting sehingga audiens mendapatkan kabar yang utuh tentang acara tersebut, antara lain nama acara, waktu, tempat, dan harga tiket masuk.
Baca juga: Yuk Kita Bahas Jenis Poster Berdasarkan Isi & Tujuannya!
Sederhananya, desainer akan menyajikan informasi yang paling esensial dengan grafis yang paling menonjol dan menarik perhatian. Sementara itu, informasi pendukung akan dibuat lebih kecil. Adapun penyusunan informasi yang ditekankan dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yakni hirarki, skala dan proporsi, dan kontras.
5. Proporsi (Proportion)
Proporsi adalah rasio atau perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Informasi atau elemen yang paling ingin ditonjolkan dalam sebuah karya desain grafis sudah pasti memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan elemen lainnya.
Masih menggunakan contoh poster bazar, informasi yang dianggap penting pasti akan dibuat dengan ukuran tulisan yang sangat besar. Di samping itu, boleh jadi informasi tersebut dibuat dalam sebuah bidang tertentu dengan ukuran yang juga lebih masif dibandingkan lainnya.
Baca juga: Poster: Pengertian Fungsi Ciri Ciri & Prinsipnya Untuk Promosi
Proporsi juga dapat disajikan dalam bentuk kekontrasan warna yang dipilih. Gunakan warna yang paling kontras dan menonjol untuk meng-highlight pesan utama dalam desain sehingga mata audiens sudah pasti akan langsung terpaku pada titik tersebut. Anda pun juga bisa menggunakan warna yang sama untuk informasi pendukung, tetapi pastikan ukurannya lebih kecil agar tidak menimbulkan dualitas fokus yang hanya akan membingungkan audiens.
6. Pengulangan (Repetition)
Tujuan prinsip ini adalah untuk memperkuat tampilan desain grafis secara keseluruhan. Walau sepintas bertujuan sama seperti prinsip penekanan, pengulangan lebih ke arah menghubungkan berbagai elemen yang berbeda sehingga terlihat lebih konsisten dan teratur. Adapun tiga konsep pengulangan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
- Progresif
Pengulangan ini merupakan pola-pola repetitive yang menyertai tiap perubahan bentuk dalam sebuah desain. Konsep progresif akan membuat audiens seolah-olah menyaksikan desain yang berkembang dari sebuah tahap ke tahap lainnya.
- Reguler
Pola pengulangan reguler adalah pola pengulangan dalam bentuk simetris. Desain bingkai foto adalah desain yang paling banyak menerapkan konsep repetisi ini.
- Flowing
Pengulangan ini bertujuan untuk menghasilkan karya yang terkesan bergerak secara dinamis dan rapi. Penggunaan garis, kurva, spiral, dan bentuk lingkaran merupakan contoh dari pengulangan flowing.
7. Gerakan (Movement)
Prinsip gerakan akan membuat audiens seolah-olah diarahkan untuk mengamati sebuah elemen dan berpindah ke elemen berikutnya dengan sehalus mungkin. Dengan demikian, pesan yang akan disampaikan dapat tersalurkan secara utuh dan tepat sasaran. Dalam kata lain, prinsip ini juga menciptakan narasi tertentu sehingga audiens memahami dengan komplet makna dari karya tersebut.
Nah, itulah informasi mengenai prinsip yang ada di dalam sebuah desain grafis. Prinsip desain grafis pada dasarnya merupakan acuan bagi setiap perancang grafis untuk menyampaikan maksud karyanya dengan lebih jelas kepada audiens tanpa turut mengatur gaya maupun perspektif yang dianutnya.
Semoga membantu!