Penggiat aktivitas desain pasti tidak asing dengan istilah filosofi logo. Sebagai sebuah bentuk ikon visual, logo menanggung “beban” berat sebagai penyampai pesan, makna, atau filosofi merek. Sebagai bagian dari desain grafis, desain logo memadukan beragam elemen seperti garis, bentuk, warna, dan komposisi untuk menyampaikan pesannya.
Layaknya bentuk desain lain, logo memiliki tipe dan karakteristik berbeda-beda. Setiap jenis logo juga ternyata memiliki makna dan filosofinya sendiri. Pastikan Anda mengetahuinya sebelum memilih atau menggambar logo sendiri! Inilah 10 jenis logo serta filosofinya yang patut Anda ketahui.
Baca juga: Wajib Tahu! 11 Tips Desain Logo yang Efektif dan Efisien
1. Wordmark
Sesuai namanya, wordmark adalah logo yang menggunakan sederet huruf untuk menampilkan nama atau merek. Desainer mempertahankan nama utuh, namun menggunakan tipografi unik agar desainnya terlihat berbeda. Wordmark populer di kalangan institusi atau merek dengan nama pendek dan ringkas.
Baca juga: Ini 15 Jenis Font Keren Untuk Logomu Biar Makin Kece Loh!
Wordmark cocok untuk perusahaan yang ingin menonjolkan karakter dan faktor identifikasi kuat dari nama mereka. Logo ini juga sesuai bagi merek atau nama yang unik agar publik mudah mengingatnya. Contoh logo model wordmark terkenal adalah Coca-Cola, Google, eBay, Calvin Klein, dan Facebook.
2. Logotype
Logotype hampir mirip dengan wordmark karena menggunakan nama perusahaan atau merek secara utuh sebagai logo. Bedanya, ada elemen khusus yang terselip di dalam logo tersebut. Elemen ini biasanya merupakan unsur yang menegaskan filosofi atau aktivitas pemilik merek tersebut.
Misalnya, logo Walmart memiliki gambar percikan kuning di samping namanya, menunjukkan konsep “percikan ide cemerlang” yang membuat jaringan toko grosir ini sukses. Anak panah putih pada huruf “E” di logo FedEx melambangkan kecepatan pengiriman. Amazon memiliki anak panah kuning yang menghubungkan huruf A dan Z, yang melambangkan beragam barang dagangannya sekaligus membentuk bibir tersenyum.
Tujuan penggunaan logotype hampir sama dengan wordmark yaitu menonjolkan identitas kuat dari nama perusahaan atau merek. Akan tetapi, tambahan elemen desain unik pada logo membantu menonjolkan karakteristik spesial masing-masing.
3. Lettermark/Monogram
Lettermark atau monogram adalah logo yang menggunakan inisial nama, bukan nama lengkap. Logo ini populer di kalangan perusahaan atau pemilik merek yang memiliki nama panjang atau generik, misalnya Warner Bros (WB), Kentucky Fried Chicken (KFC), atau Home Box Office (HBO). Jika sudah populer, logo berbentuk monogram bahkan bisa lebih terkenal dari versi lengkapnya.
Karena monogram adalah inisial, desainer harus pandai memilih font, warna, dan elemen desain lain untuk menciptakan logo berkesan sekaligus sesuai dengan filosofi perusahaan. Logo berbentuk monogram juga harus terlihat menyolok pada kartu nama, layar gawai, dan media promosi lain.
Baca juga: Ternyata Simpel, Begini 4 Cara Membuat Kartu Nama yang Unik
Logo bentuk monogram sekilas merupakan solusi untuk kepraktisan, namun ada makna khususnya juga. Monogram menciptakan kesan visual kuat yang mampu melekat lebih lama di dalam memori publik.
4. Symbol/Brand Mark
Logo berbentuk simbol bisa hadir dengan atau tanpa nama perusahaan. Akan tetapi, simbol biasanya mengambil unsur visual yang masih bisa dikenali. Misalnya, logo Twitter menggunakan burung untuk mewakili obrolan tipe “cuitan”. Logo YouTube menggunakan bentuk tombol Play dengan warna menyolok merah dan putih. Logo Go-Jek menggunakan bentuk helm karena awalnya merupakan layanan ojek motor.
Filosofi logo di balik penggunaan simbol mencerminkan beberapa elemen mendalam. Selain memamerkan estetika, logo adalah deskripsi visual terkait layanan atau filosofi kerja perusahaan. Beberapa jenis simbol juga sengaja dipilih untuk membangkitkan emosi tertentu. Misalnya, panda dalam simbol WWF membangkitkan dorongan untuk melestarikan lingkungan karena panda adalah hewan lucu sekaligus langka.
Baca juga: Pakai Printer Murah, YouTuber ini Sukses Bisnis Cetak Stiker
5. Abstract Marks
Logo abstrak (abstract mark) mirip dengan simbol, namun bedanya, desainnya lebih abstrak dan sepintas tidak langsung menggambarkan apa-apa. Akan tetapi, desain abstrak memberi kebebasan lebih luas bagi perusahaan untuk bereksperimen dengan beragam desain yang mencerminkan filosofi mereka.
Contoh logo abstrak adalah garis melengkung Nike yang menyimbolkan kebebasan bergerak. Logo ikonik BMW yang berupa lingkaran hitam dengan bidang biru serta putih ternyata melambangkan putaran baling-baling, menggambarkan sejarahnya sebagai perusahaan bidang teknologi penerbangan. Logo Adidas melambangkan gunung, simbol dari tantangan untuk ditaklukkan.
6. Maskot
Maskot adalah logo yang menggunakan figur makhluk hidup, misalnya orang atau hewan. Penggunaan sosok yang bisa menampilkan ekspresi merupakan upaya untuk membangkitkan emosi positif atau membuat imaji produk terlihat “ramah”. Walau tidak selalu, maskot biasanya hadir pada nama perusahaan atau merek untuk anak dan keluarga.
Contoh populer dari logo bentuk maskot misalnya keripik kentang Pringles dengan pria berkumisnya, KFC dengan wajah Colonel Sanders, atau Duolingo dengan burung hantu hijaunya. Tergantung mereknya, maskot juga berfungsi sebagai semacam “perwakilan” dari perusahaan atau merek, misalnya Mickey Mouse-nya Disney atau burung hantunya Tokopedia.
7. Kombinasi Simbol dan Tulisan
Paduan simbol dan tulisan dalam satu logo menciptakan kesan ikonik tetapi tidak terlalu abstrak sehingga publik masih mudah mencernanya. Dalam logo ini, simbol dan tulisan tidak terpisah, namun menjadi satu kesatuan. Desainer harus pandai mencari paduan sempurna bentuk, tipografi, warna, dan proporsi untuk menciptakan logo sempurna.
Contoh populer logo ini adalah Burger King. Walau menggunakan nama restoran, huruf-huruf yang membentuk kata “Burger King” terpasang di antara dua lapisan roti burger. Hasilnya, nama Burger King terlihat seperti isian burger.
8. Emblem
Logo berbentuk emblem menampilkan kesan klasik, elegan, atau tradisional karena menyerupai simbol keluarga bangsawan dan kerajaan. Ciri khasnya adalah paduan huruf dan simbol di dalam rangkulan bentuk yang menyerupai perisai, plus unsur klasik di dalam elemen seperti tipografi, maskot, dan bentuk.
Baca juga: Lagi Desain, Pelajari Dulu 6 Jenis Tipografi Penting Ini Yuk!
Contoh logo model emblem adalah Harley Davidson, Starbucks yang terinspirasi dari sastra dan karya seni terkait laut serta berbagai universitas ternama, misalnya Harvard, Yale, Columbia, dan Princeton. Penggunaan emblem klasik menonjolkan prinsip seperti ketangguhan, kepercayaan, dan stabilitas. Emblem klasik juga bisa mencerminkan sejarah panjang suatu perusahaan atau institusi.
9. Logo Berkontur Geometris
Tidak seperti emblem, logo berkontur geometris menawarkan kesan lebih modern. Paduannya biasanya lebih sederhana, yaitu teks di dalam bentuk geometris seperti persegi atau oval. Contohnya adalah logo IKEA, Jack in the Box, dan Denny’s. Logo seperti ini biasanya memiliki warna menyolok dan tipografi menonjol.
Bentuk geometris yang melingkari nama perusahaan atau merek menciptakan kesan lebih tertata, harmonis, dan stabil. Bentuk persegi menggambarkan kestabilan, dan segi tiga menyimbolkan fokus.
10. Logo Dinamis
Logo dinamis menyimbolkan modernitas, fleksibilitas, dan jiwa muda. Hal ini karena logo dinamis mengizinkan desainer untuk menciptakan modifikasi sesuai konteks desainnya. Akan tetapi, setiap modifikasi tetap harus menonjolkan ciri khas merek atau perusahaan agar publik bisa mengenalinya.
Contoh paling terkenal mungkin logo Google yang baru. Walau pola serta warna dasarnya serupa, bentuknya bisa berubah-ubah untuk mewakili produk Google seperti Gmail, Google Drive, Google Maps, dan Google Calendar. Logo MTV, Nickelodeon, dan MIT Media Lab juga menunjukkan kedinamisan ini.
Baca juga: Gokil, Nih 15 Logo Brand Terkenal Yang Kekinian dan Mendunia
Bukan hanya “kopi” yang memilik “filosofi”, tetapi juga logo. Memilih jenis logo yang tepat penting untuk memikat publik, menciptakan emosi, sekaligus menyampaikan filosofi, layanan, dan janji perusahaan atau merek. Pastikan menyesuaikan filosofi logo dengan karakteristik perusahaan atau produk agar publik semakin mudah mengingatnya.