Kita sering mendengar istilah “jangan menilai buku dari sampulnya”, tetapi mayoritas orang mengabaikannya. Mengapa begitu? Pasalnya, otak manusia cenderung memproses dan menilai lebih cepat ketika mata memandang sesuatu.
Sama halnya dengan logo pada sebuah merek. Jika orang-orang tidak menyukai atau tertarik dengan tampilan logo, kemungkinan kecil bagi mereka untuk memilih merek yang bersangkutan, apalagi mempelajari merek lebih lanjut.
Logo yang sempurna haruslah simpel, unik, serta memuat identitas merek secara gamblang. Ditambah lagi, logo sepatutnya fleksibel untuk dipakai di mana pun, baik offline—seperti menu, surat, dan kartu bisnis—maupun online.
Nah, bagaimana cara menciptakan logo yang memuat kriteria-kriteria tersebut? Cari tahu lebih lanjut lewat 11 tips desain logo nan efektif dan efisien berikut!
1. Balik dan refleksikan desain logo
Tips desain logo pertama, Anda bisa mencoba membalik atau merefleksikan rancangan logo yang telah dibuat. Apa gunanya? Saat melakukan langkah ini, kekurangan-kekurangan yang ada pada bentuk logo dapat terlihat dengan jelas. Dengan begitu, desain bisa disunting sekian kali sampai Anda memperoleh bentuk logo yang selaras.
2. Perbanyak negative space
Ruang negatif (negative space) merupakan ruang yang mengelilingi suatu objek dalam gambar. Apa saja yang termasuk ruang negatif? Ruang tanpa konten, ruang di antara kata, dan ruang di sekitar simbol dalam logo adalah beberapa contoh di antaranya.
Ruang negatif pada logo menawarkan berbagai keuntungan. Keberadaannya memberikan rongga untuk “bernapas” sehingga logo tak terkesan padat dan sesak. Selain itu, ruang negatif juga menjadikan objek utama sebagai pusat perhatian.
3. Selalu gunakan bentuk geometris
Geometri terdiri dari bentuk-bentuk dasar, seperti lingkaran, garis, segitiga, bujur sangkar, dan spiral. Setiap bentuk memiliki psikologi tersendiri yang bisa dimanfaatkan untuk beragam hal, seperti desain logo.
Logo yang disusun dengan bentuk geometris akan terkesan unik dan mudah diingat. Belum lagi, logo berbentuk geometris bahkan dapat dikenali tanpa warna sekalipun! Beberapa contoh merek terkenal yang menggunakan logo geometris, antara lain, Twitter, Adobe, Spotify, YouTube, dan Adidas.
4. Andalkan hitam dan putih
Warna-warni itu sangat mudah berubah, tidak seperti hitam dan putih. Ide yang buruk tidak bisa diselamatkan oleh pemilihan warna yang menarik, sedangkan ide logo yang cemerlang akan tetap bagus, apa pun warnanya. Pikirkan baik-baik! Gambar adalah sebuah simbol yang mudah dikenali. Jadi, manusia cenderung mengingat bentuk ketimbang warna.
5. Jangan terlalu literal
Logo tidak harus menunjukkan bisnis yang dilakukan oleh sebuah merek. Faktanya, semakin abstrak sebuah logo, semakin abadi pula dikenang. Anda bisa menunjukkan sejarah perusahaan atau lambang heraldik apabila bisnis dijalankan oleh keluarga. Namun, simbol tidak menampilkan apa yang Anda lakukan. Sebagai gantinya, logo menunjukkan secara jelas siapa diri Anda. Contoh logo yang tidak memberikan gambaran tentang jenis perusahaan, yakni Shell dan Penguin.
6. Pahami latar belakang Klien
Salah satu bagian menarik dari seorang desainer logo, yakni selalu belajar hal-hal baru setiap memulai proyek. Tiap klien itu berbeda walaupun punya profesi yang sama, orang-orang melakukan pekerjaannya dengan cara-cara yang berbeda.
Simpelnya, untuk mendapatkan ide, Anda bisa bertanya kepada klien ketika mereka datang: mengapa Anda berada di sini? Apa yang Anda lakukan dan bagaimana caranya? Apa yang membuat Anda berbeda? Untuk siapa Anda berada di sini? Apa yang paling bernilai di mata Anda?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang terdengar blak-blakan. Namun, klien akan tertantang untuk menjawabnya dan Anda bisa memperoleh informasi lebih lanjut terkait bisnis mereka. Fase inilah yang akan menentukan arah terbaik dalam proses desain.
7. Sesuaikan Dengan Bisnis
Sebuah logo haruslah relevan dengan ide dan kegiatan yang mewakilinya. Jenis huruf elegan akan cocok dengan restoran mewah ketimbang taman kanak-kanak. Kombinasi warna merah muda cerah dan kuning tidak akan membantu menyampaikan pesan dengan baik kepada pensiunan pria.
Jadi, semakin sesuai alasan di balik desain tertentu, semakin mudah untuk menjual ide tersebut kepada klien. Fase ini memang menjadi bagian yang paling menantang dalam sebuah proyek. Itu karena desainer tidak hanya merancang, tetapi juga harus menjual.
8. Targetkan bentuk yang mudah diingat
Tips desain logo selanjutnya adalah membuat bentuk yang mudah diingat. Kesederhanaan membantu dalam pengenalan, apalagi dengan banyaknya merek yang berlomba-lomba untuk menarik perhatian masyarakat. Apabila Anda ingin memberi kesempatan kepada orang-orang untuk mengingat sebuah logo hanya dengan melihat sekilas, tidak mungkin menggunakan desain yang punya detail berlebihan, kan?
Suatu merek dagang harus fokus pada konsep—memiliki satu “cerita”—dan dalam kebanyakan kasus, tidak boleh berbentuk kompleks. Itu karena logo harus tetap bernilai walaupun ukurannya telah diubah-ubah dan diaplikasikan ke banyak media, mulai dari ikon situs web di kolom peramban hingga papan reklame di sebuah gedung.
9. Coba sesuatu yang berbeda
Ketika kompetitor dari klien menggunakan gaya tipografi yang mirip, palet warna yang sama, atau simbol yang diletakkan di sebelah kiri nama merek, coba lakukan sesuatu yang berbeda. Langkah ini akan memberikan peluang sempurna bagi klien untuk tampak mencolok ketimbang berbaur dengan saingannya. Sebagai contoh, logo Tate dari Wolff Olins yang terlihat kabur, tetapi justru efektif dan mudah diingat.
10. Ingat bahwa simbol tidaklah wajib
Sering kali, logo yang hanya memuat satu kata bisa sangat efektif, terutama jika nama perusahaannya unik, seperti Pirelli, Google, dan Mobil. Namun, versi logo yang dengan sedikit perubahan dapat menjadi ide yang cemerlang.
Misalnya, mengangkat satu huruf dari nama dan menggunakan warna yang sama, atau memakai simbol sebagai elemen desain sekunder. Ingat! Jangan berlebihan dalam membuat detail-detail hanya karena fokus logo terdapat pada huruf-hurufnya. Keterbacaan adalah kunci dari logo kata. Presentasi logonya pun harus cocok dengan segala ukuran.
Misalnya, logo kata Shelter. Logo ini memberikan sedikit detail pada huruf “h” yang berbentuk seperti atap rumah—membantu bidang mereka dalam amal perumahan.
11. Buat audiens tersenyum
Sedikit kejenakaan dalam desain tidak hanya membuat pekerjaan desainer menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga membuat klien lebih sukses. Cara ini memang tidak sesuai dengan semua profesi, seperti pabrik senjata dan atau pabrik tembakau. Namun, merek yang berbisnis di luar sektor “serius” bisa sedikit membumbui logo dengan humor.
Contohnya? Logo Amazon. Dalam logo kata ini, disisipkan senyum tersembunyi berbentuk panah yang berawal dari huruf A ke Z.
Logo menjadi pernyataan paling ringkas tentang merek, nilai-nilai, dan manfaat yang akan diberikan kepada audiens. Seiring perkembangan sebuah merek, logo perlahan-lahan akan menyatu dan menciptakan kesan yang unik. Hanya dengan melihat sekilas, orang-orang akan langsung ingat dengan pengalaman yang mereka miliki dengam jenama tersebut. Jadi, bijaklah dalam memilih desain logo supaya tak lekang oleh waktu. Semoga tips desain logo yang kami paparkan di atas bisa dijadikan sebagai referensi. Selamat mencoba!