Di tengah persaingan teknologi mobile yang begitu ketat, gadget dengan logo Apple rupanya tetap mampu mempertahankan basis pengguna setianya. Bahkan setiap kali Apple merilis seri terbarunya, orang tetap rela mengantre di depan toko, hanya agar bisa menjadi yang pertama menggunakan produk tersebut. Nah, bagi Anda pengguna iPhone, berikut adalah fakta-fakta menarik seputar sejarah Apple dan filosofi di balik logonya yang begitu fenomenal.
Baca juga: Jangan Salah Kaprah! Nih, Perbedaan Logo dan Brand!
Asal-Usul Apple
Adalah Steve Wozniak dan Steve Jobs, orang yang berada di balik berdirinya Apple pada 1 April 1976 silam. Saat awal didirikan, nama perusahaan Jobs dan Wozniak adalah Apple Computer Inc., yang kini hanya disebut Apple Inc. saja. Ketika itu, Apple hanya bergerak di industri pembuatan software, produksi komputer pribadi, dan computer peripheral. Kantor pertama mereka berada di Los Altos, California, Amerika Serikat.
Baik Wozniak ataupun Jobs, mereka awalnya tidak saling mengenal. Namun pada tahun 1971, Bill Fernandez mempertemukan keduanya dalam suatu kesempatan dan sejak itu mereka berteman akrab karena sama-sama suka segala hal tentang teknologi. Bahkan sebelum mendirikan Apple, keduanya sempat menciptakan blue box, sebuah perangkat elektronik yang dapat digunakan untuk melakukan panggilan jarak jauh secara gratis.
Setelah akhirnya mendirikan Apple, yang ketika itu berkantor di garasi rumah Jobs, Apple pun memperkenalkan produk pertamanya, yakni komputer desktop pra-rakitan dan yang dilengkapi motherboard tunggal. Kemudian pada tahun 1977, Apple kembali meluncurkan komputer desktop terbarunya yang mendapat peningkatan pada sektor keyboard dan komponen lainnya, termasuk penambahan slot untuk drive floppy disk.
Namun, perjalanan Apple untuk meraih kesuksesan tentu tidak selamanya mulus. Perusahaan tersebut sempat menghadapi masalah teknis pada komputer rakitannya, yang membuat Apple terpaksa menarik semua produknya dari pasaran. Keputusan itu akhirnya membuat kepercayaan konsumen turun pada produk Apple.
Beruntung, semangat Jobs dkk tidak pernah pupus dan Apple berhasil bangkit di tahun 1984. Komputer Macintosh pun menjadi salah satu produk Apple tersukses, yang saat itu dikenal sebagai komputer dengan mouse dan layar bawaan. Produk komputer Macintosh ketika itu sudah mengoperasikan GUI, versi paling pertama dari sistem Mac OS. Selain itu, Macintosh juga sudah disematkan beberapa software seperti MacPaint dan MacWrite sehingga akhirnya menjadi produk komputer yang sangat canggih pada masa itu.
Jika melihat fakta tersebut, tidak salah jika kemudian The New York Times menyebut Macintosh adalah pelopor terjadinya revolusi di dunia komputasi personal. Sejak itu, teknologi Apple terus berkembang dan telah meluncurkan berbagai produk canggih. Nah, barulah pada tahun 2007, perusahaan dengan logo apel digigit itu akhirnya merilis smartphone pertama mereka, yang kini kita kenal dengan nama iPhone.
Baca Juga: Gokil, Nih 15 Logo Brand Terkenal Yang Kekinian dan Mendunia
Filosofi Logo Apple
Selain memiliki teknologi yang mengagumkan, desain logo Apple berhasil menjadi salah satu hal paling ikonik dari brand tersebut. Karena itu, banyak cerita yang kemudian muncul terkait filosofi di balik logo tersebut. Teori pertama menyebut bahwa logo dari perusahaan Apple adalah sebuah bentuk penghargaan untuk Alan Turing, yang disebut sebagai orang yang meletakkan dasar kecerdasan buatan dan komputer modern.
Lantas, apa hubungan Turing dengan logo apel pada perusahaan Apple? Turing, yang ketika itu dihukum menerima suntikan estrogen karena kasus homoseksualitasnya, akhirnya bunuh diri pada 7 Juni 1954, dengan cara menggigit sebuah apel yang diberi sianida. Namun, tidak lama muncul teori lain seputar desain logo perusahaan Apple, yang menyebut kalau itu terinspirasi kisah di alkitab tentang Adam dan Hawa yang tergoda untuk memakan apel di surga.
Sayangnya semua teori itu ternyata hanya sekadar mitos belaka. Sebab dalam sebuah wawancara dengan CreativeBits pada tahun 2009, Rob Janoff, orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan logo Apple modern, menolak teori tentang Turing dan kisah di alkitab. Janoff mengaku bahwa Jobs tidak pernah memberi pengarahan khusus soal logo itu.
Janoff bahkan tidak begitu paham tentang bagaimana dia akhirnya menetapkan apel sebagai logo untuk perusahaan Apple. Hanya saja ketika itu, Jobs berpikir Apple adalah kata yang enak didengar dan saat itu dia juga sedang melakukan diet buah. Jadi, ketika akhirnya Janoff membuat desain logo tersebut, dia kemudian membuat dua versi, yakni dengan dan tanpa tanda gigitan.
Jobs dan Janoff pun sepakat untuk memilih yang dengan gigitan, hanya karena itu tidak akan terlihat seperti ceri saat dibuat dalam skala kecil. Ya, itulah filosofi sederhana di balik logo buah apel milik Apple.
Baca juga: Bukan Cuma Soal Kopi! Ini Lho Jenis dan Makna Filosofi Logo
Perubahan Logo Apple
Desain logo perusahaan Apple tentunya juga ikut beradaptasi dengan perubahan zaman. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi pada logo dari raksasa teknologi Amerika tersebut.
1. The Newton Crest (1976)
Asal-usul sebelum dikenal dengan logo buah apelnya, Apple memiliki sebuah logo berdesain klasik yang diberi nama The Newton Crest. Ronald Wayne, yang merupakan founder ketiga dari Apple, adalah orang yang mendesain logo tersebut. Pada logo pertama , terlihat sosok Sir Isaac Newton yang sedang duduk di bawah sebuah pohon rindang dan tiba-tiba sebuah apel jatuh di atas kepalanya. Karena kejadian itu, Newton pun akhirnya menemukan teori tentang hukum gravitasi.
2. The Rainbow Logo (1976 sampai 1998)
Meski memiliki filosofi yang bagus, Jobs rupanya tidak begitu terkesima dengan logo The Newton Crest. Dia ingin logo perusahaannya terlihat berbeda dan memiliki sentuhan modern. Karena itu, dia lantas mengangkat Rob Janoff sebagai desainer untuk logo brand baru Apple. Kemudian terciptalah logo baru Apple dengan bentuk yang lebih modern dan diberi warna pelangi.
Alasan lain di balik penggunaan warna pelangi pada logo baru Apple ketika itu, adalah karena Jobs ingin setiap orang dapat berpikir dengan cara yang berbeda. Dalam proses pewarnaan logo tersebut, Janoff juga menyebut bahwa Jobs memintanya menaruh warna hijau di posisi teratas karena itu merupakan tempat untuk daun.
Namun karena suatu alasan, Jobs memutuskan untuk mengganti The Rainbow Logo dengan versi satu warna saja pada 27 Agustus 1999. Apple pun segera menghubungi para vendor agar tidak lagi menggunakan logo pelangi dan menginstruksikan mereka untuk memilih desain baru dengan versi hitam atau merah.
Baca juga: Wajib Tahu! 11 Tips Desain Logo yang Efektif dan Efisien
3. The Monochrome Logo (1998 sampai sekarang)
Tidak lama setelah Apple menurunkan logo pelanginya, muncullah logo monokrom yang menjadi tanda lahirnya Mac kala itu. Karena Mac dibuat dengan casing yang terbuat dari logam dan bukan plastik, logo pelangi tentunya tidak cocok dengan tampilan produk tersebut. Maka, Apple memutuskan untuk mengembos logo baru ini pada Mac versi awal dan Mac PowerBook G3.
Dalam perjalanannya, Apple juga mengusung logo bertema Glass sebagai konsep terbaru untuk desain mereka. Konsep logo Apple ini memang terasa lebih milenial dan modern. Hadir dalam tiga warna: hitam, putih, dan perak, logo tersebut saat ini menjadi salah satu logo terindah dan paling populer di dunia.
Untungnya, Jobs saat itu memutuskan untuk mempekerjakan Janoff dan memilih logo dengan konsep minimalis, yang telah menjadi gaya masa depan dari logo-logo modern saat ini. Sungguh sebuah pilihan genius, bukan?